a. Manajemen Konservatif
b. Manajemen Agresif
c. Kombinasi Pola Manajemen Koservatif dan Agresif.
Manajemen Konservatif
Pola manajemen bank seperti ini sangat mempertimbangkan risiko yang mungkin dihadapi setiap tingkat kegiatan usahanya. Oleh karena itu bank yang menganut pola tersebut sering kelebihan likuiditas yang relatif besar. Manajemen bank yang konservatif biasanya menitikberatkan kelebihan dananya dalam bentuk cadangan sekunder terutama sekuritas yang diterbitkan oleh bank sentral, dan dapat dijadikan sumber likuiditas di samping sebagai sumber pendapatan meskipun relatif rendah. Dalam mencapai tujuan, bank lebih terkonsentrasi pada penggunaan dana sendiri. Konsekuensi pola ini biasanya tidak dipacu untuk mengerahkan usaha guna meningkatkan keuntungan bank.
Manajemen Agresif
Pola manajemen yang agresif sangat berbeda dengan pola konservatif. Pola manajemen agresif lebih berorientasi untuk mengakselerasi pendapatan operasional bank meskipun kemungkinan risiko yang dihadapi relatif lebih tinggi pula. Ciri pola manajemen ini anatara lain adalah penggunaan dana pihak ketiga yang lebih besar dalam memenuhi kebutuhannya. Dalam mengalokasikan dana sedapat mungkin menghindari terjadinya kelebihan likuiditas. Sedangkan risiko bukanlah merupakan suatu masalah utama yang perlu dipertimbangkan.
Kombinasi Pola Manajemen Konservatif dan Agresif
Penggunaan antara pola manajemen bank yang konservatif dengan pola manajemen agresif merupakan tipe pola manajemen yang paling umum dianut oleh hampir semua bank. Manajemen bank mengkombinasikan antara gaya konservatif dan agresif dalam pengambilan kebijakan dan penentuan strategi usaha bank sehari-hari. Dalam keadaaan tertentu bank kadang-kadang akan menjadi lebih konservatif atau agresif tergantung pada keadaan intern bank, nasabah yang dihadapi, kebijakan moneter pemerintah, situasi persaingan dan keadaan umum perekonomian.
Mari Berteman ^^
David Iskandar | Create Your Badge
0 comments:
Post a Comment