Standing on the shoulders of giants

Sep 21, 2012

KODE ETIK BANKIR INDONESIA


Kode Etik Bankir Indonesia (Code of Ethics Indonesian Bankers

1. Seorang bankir patuh dan taat pada ketentuan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku. (A banker should obey and comply to the respective laws and existing regulations). Prinsip ini maknanya tidak membenarkan seorang bankir untuk melakukan suatu tindakan yang diketahui atau sepatutnya diketahui, melanggar peraturan, undang-undang atau hukum yang berlaku. Dalam Undang-Undang No.7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 Pasal 49 angka 2b menyatakan bahwa “anggota dewan komisaris, direksi, atau pegawai bank yang dengan sengaja tidak melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan ketaatan bank terhadap ketentuan dalam undang-undang ini dan ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku bagi bank diancam dengan pidana sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun dan paling lama 8 (delapan) tahun serta denda sekurang-kurangnya Rp. 5.000.000.000,- (lima miliar rupiah) dan paling banyak Rp. 100.000.000.000,- (seratus miliar rupiah).”.
Share:

Sep 17, 2012

METODE PENGUKURAN RISIKO PASAR BASSEL II


Di dalam Amandement to the Basel Capital Accord to Incorporate Market Risks, 1998, terdapat dua jenis metode yang dapat digunakan dalam mengukur risiko pasar yaitu :
A.Standard Methode 

Pengukuran risiko pasar dengan menggunakan metode standar dapat dilakukan untuk aset yang memiliki risiko suku bunga (interest rate risk) dan risiko nilai tukar (foreign exchange risk).

Risiko suku bunga. Mencakup risiko karena mengambil posisi surat hutang atau instrumen lain yang terkait dengan suku bunga dalam trading book. Untuk risiko ini, minimum modal yang dibutuhkan (capital requirement) dihitung dengan menggunakan dua perhitungan yang terpisah yaitu Specific Risk Charge dan General Market Risk Charge. 

Risiko Nilai Tukar. Mencakup risiko karena mengambil posisi/hold valuta asing atau foreign exchange untuk tujuan trading (trading book) maupun non-trading (banking book). Perhitungan capital charge untuk meng-cover risiko nilai tukar dilakukan dalam 2 tahap yaitu : 1). Mengukur eksposur posisi pada satu jenis valuta, 2).Mengukur risiko yang terdapat dalam gabungan posisi long dan short dari berbagai valuta.

Net open position setiap valuta dihitung dengan menjumlahkan net spot posisiton, net forward position, garansi (atau instrumen sejenis) yang sudah pasti akan dieksekusi, biaya/pendapatan yang telah di-hedge, pos laba-rugi lainnya dalam valas. Capital charge adalah 8% dari net long/short terbesar diantara kedua posisi tersebut.

B.Internal Model  / Value at Risk (VaR) 

Value at Risk merupakan metode pengukuran risiko dengan menggunakan pendekatan statistik.  Difinisi VaR adalah :  “Probabilitas maksimum potensial kerugian yang mungkin timbul dari suatu outstanding portfolio dengan tingkat keyakinan (confidence level) tertentu untuk horizon waktu yang tertentu”, Value at Risk dapat dimanfaatkan untuk   :

-     Mengestimasikan potensial kerugian portfolio yang dikelola bank.
-     Monitoring risiko portfolio.
-     Sebagai alat informasi kepada manajemen.
-     Menentukan modal  yang harus disediakan untuk meng-cover risiko pasar.

Metode Pengukuran VaR.

Terdapat 3 (tiga) jenis metode yang dapat digunakan untuk menghitung risiko pasar dengan menggunakan VaR,  yaitu   :

a.Historical method.

Merupakan metode yang menggunakan sekumpulan data historis aktual dari faktor pasar (mis. tingkat suku bunga) selama jangka waktu tertentu untuk menentukan aktual distribusi perubahan nilai portfolio. Nilai aktual portfolio yang diperoleh akan menghasilkan nilai positif (gain) atau negatif (loss) sesuai perubahan aktual data yang digunakan. Selanjutnya nilai aktual portfolio tersebut diurutkan (ranking) dari positif terbesar sampai negatif terbesar. Sesuai dengan tingkat keyakinan yang dipilih, maka akan diperoleh nilai VaR. Metode ini kurang dipergunakan oleh beberapa bank.

b    Analytical Method.

Merupakan metode pengukuran VaR yang melibatkan volatilitas dan korelasi diantara aset yang ada dalam portfolio. Disamping itu, metode ini juga menggunakan model matriks dan asset variance covariance. Sering juga disebut dengan metode Variance Covariance






c. Monte Carlo Method

Merupakan metode pengukuran VaR dengan menghasilkan berbagai alternatif skenario dari data yang dimasukkan. Penggunaan metode ini secara umum lebih mudah dilakukan dengan menggunakan piranti yaitu “software” khusus yang akan memudahkan dan mempercepat hasil pengukuran.

Mari Berteman ^^
David Iskandar | Create Your Badge
Share:

PERKEMBANGAN AKTIVITAS TRADING BOOK


Bank menjalankan aktivitas trading dalam jual beli instrumen keuangan untuk memperoleh keuntungan dari pergerakan harga pasar yang menentukan harga suatu instrumen. Dengan aktivitas ini berarti bank memiliki risiko rugi pada saat harga instrumen keuangan tersebut turun.
Untuk setiap instrumen yang diperdagangkan, bank dapat menggunakan beberapa strategi dalam menjalankan aktivitas trading yaitu :
  1. Strategi yang memiliki risiko yang rendah adalah ‘matched book’. Strategi ‘matched book’ adalah  seluruh posisi/transaksi nasabah segera dilakukan pengambilan posisi yang berlawanan sebesar nilai yang sama dengan bank lain. Risiko pasar dapat timbul apabila terjadi pergerakan harga pasar diantara periode eksekusi transaksi nasabah dengan eksekusi offsetting transaksi. Offseting transaksi disebut sebagai transaksi cover (covering) atau transaksi lindung nilai (hedging)
  2. Strategi yang kedua adalah memiliki posisi suatu produk yang terkendali (manage positions) dengan melakukan hedging deals sesuai kebijakan dari trading desk.  Dengan strategi ini, bank harus memiliki limit risiko pasar guna membatasi tingkat risiko bank pada waktu tertentu. Posisi ini dapat timbul karena transaksi nasabah atau trader sengaja memegang transaksi yang dilakukan melalui pasar. Strategi ini membolehkan traders memiliki posisi untuk memperoleh keuntungan dengan memanfaatkan pergerakan harga di pasar.
  3. Strategi yang ketiga adalah menjadi a market maker’ untuk suatu produk. Ini berarti trader akan men-quote harga jual beli pasar dan memperdagangkan pada harga yang relevan, baik pada sisi beli atau jual yang dipilih oleh counterparty. Strategi ini dilakukan di pasar yang likuid dan terdapat banyak pelaku pasar lainnya yang dapat mengcover risiko trader. Seorang ‘market maker’ berharap mendapat keuntungan dari perbedaan kuotasi harga jual dan harga beli.
Bank cenderung merubah strategi ketika usahanya tumbuh dan akan terdapat lebih dari satu strategi yang digunakan atas produk-produk yang ada trading-book bank. Secara historis, banyak aktivitas perdagangan tumbuh dari keinginan bank untuk melayani aktivitas komersial nasabahnya.
Hal ini dapat dilihat dari perkembangan aktivitas perdagangan di pasar valas. Pasar ini telah menjadi salah satu pasar yang paling bebas diperdagangkan di dunia, tetapi asal usulnya dapat ditelusuri kembali ke peluncuran kurs mengambang di tahun 1970-an. Bagi nasabah yang melakukan kegiatan dalam bisnis internasional, hal ini menciptakan risiko baru, yang mereka kelola melalui jasa yang ditawarkan bank.

Peningkatan pasar valuta asing merupakan suatu ilustrasi yang baik bagaimana aktivitas trading setiap instrumen dikembangkan oleh bank.
Tahap pertama adalah suatu bank akan mempertahankan matched position dalam suatu instrumen. Hal ini berarti bank melakukan kesepakatan dengan seorang nasabah dan segera melindungi risikonya dengan melakukan transaksi dengan bank lain yang sepenuhnya sesuai dengan transaksi nasabah. Keuntungan bagi bank berasal dari perbedaan harga yang diberikan kepada nasabah dan harga antar bank.

Tahap kedua dalam pengembangan aktivitas perdagangan bank terjadi ketika bank memegang posisi yang tercipta dari transaksi dengan nasabah sebagai antisipasi pergerakan yang menguntungkan (bagi bank) dalam harga pasar untuk periode jangka pendek. Periode kepemilikan (holding period) yang diijinkan bagi trader akan semakin lama ketika bank menjadi lebih berpengalaman dalam perdagangan instrumen tersebut. Akhirnya, proses perkembangan ini akan membawa bank melakukan inisiatif perdagangan sebagai antisipasi pergerakan harga pasar. Sampai tahap ini, aktivitas perdagangan tidak lagi tergantung pada
aktivitas nasabah.

Mari Berteman ^^
David Iskandar | Create Your Badge
Share:

INSTRUMENT PERDAGANGAN

 
 
Instrumen perdagangan yang diperdagangkan secara global umumnya dikenal dengan istilah product ‘vanilla karena sifat instrumen tersebut tidak kompleks (relatif sederhana). Namun demikian, setiap produk yang standar akan menjadi kompleks untuk memenuhi permintaan nasabah. Jenis instrumen trading dibagi dua yaitu Cash Instrument dan Derivatives instruments yang diuraikan sebagai berikut adalah :

A. CASH INSTRUMENT 

A.1. Spot Foreign Exchange / Transaksi Valas – Spot

Transaksi valuta asing adalah suatu komitmen untuk menukarkan suatu mata uang dengan mata uang lainnya pada tanggal yang disetujui di masa yang akan datang. Tanggal pertukaran ditetapkan oleh jenis ‘deal’ dan pasarnya.

Transaksi valas spot adalah pertukaran untuk dua hari kerja kedepan, yang dikenal dengan spot date. Dua hari menjadi landasan pelaksanaan karena pada saat itu instruksi settlement antara dua bank masih tergantung pada telex/telegraph dan bank membutuhkan waktu dua hari untuk menerbitkan dan bertindak atas dasar telex tersebut. Meskipun saat ini settlement-nya dilakukan secara elektronik, penyelesaian dua hari kerja masih digunakan. Pasar transaksi spot merupakan pasar yang paling likuid di dunia. Transaksi spot mengandung risiko nilai tukar.

A.2.Forward Foreign Exchange

Transaksi Forward Valas merupakan transaksi valas dengan tanggal yang disetujui lebih dari spot date(dua hari kerja).  Jatuh waktu forward di pasar umumnya sampai dengan satu tahun, meskipun ada beberapa bank memberikan jangka waktu yang lebih panjang. Transaksi forward valas menimbulkan risiko nilai tukar dan risiko suku bunga, karena forward exchange rate ditentukan oleh tingkat suku bunga dari dua mata uang dan nilai spot masing-masing mata uang.

A.3. Foreign Exchange Rate Swap

Foreign exchange rate swap merupakan suatu kombinasi antara transaksi spot dengan transaksi forward. Kedua pihak melakukan transaksi spot dengan spot rate dan transaksi forward  secara bersamaan dengan nilai prinsipal yang sama dalam base currency. Perbedaan rate keduanya mencerminkan perbedaan antara suku bunga dua valuta dalam periode transaksi. Foreign exchange rate swaps memiliki risiko suku bunga. Contoh berikut mengilustrasikan mengapa suatu transaksi forex yang memiliki value date di masa yang akan datang mengandung risiko nilai tukar.

A.4. Loans and deposits

Kredit dan simpanan dilakukan antar bank pada suku bunga tetap untuk jangka waktu yang disetujui. Jangka waktunya mulai dari overnight sampai five years. Kebanyakan transaksi memiliki jatuh waktu kurang dari satu tahun. Suku bunga dibayar pada saat tanggal jatuh tempo bersama-sama dengan nilai pokok transaksi, kecuali jangka waktunya lebih dari satu tahun, maka pembayaran bunganya dilakukan setiap tahun sesuai tanggal transaksinya.

Pasar Uang Antar Bank (inter-bank money market) adalah tempat dimana bank memperdagangkan transaksi placing dan taking (deposit) satu sama lainnya. PUAB digunakan bank untuk mengambil posisi dalam mengantisipasi pergerakan suku bunga. Banyaknya volume transaksi di pasar ditentukan oleh kebutuhan bank dalam memenuhi pendanaannya untuk mempertahankan poasisi likuiditas bank. Kredit dan simpanan antar bank memiliki risiko suku bunga.

A.5. Bonds / Obligasi

Obligasi adalah instrumen hutang jangka panjang yang dapat dipindahtangankan yang diterbitkan oleh peminjam (penerbit/ issuer) untuk menerima jumlah prinsipal dari investor. Penerbit obligasi memiliki kewajiban untuk membayar pemegang obligasi sebesar suku bunga tertentu (kupon) dalam periode tertentu selama umur obligasi dan membayar sebesar pokoknya pada saat jatuh tempo.

Obligasi merupakan suatu tagihan finansial kepada lembaga penerbit. Suatu obligasi yang sederhana (‘vanilla bond’) umumnya memberikan suku bunga (kupon) yang tetap pada tanggal yang ditentukan selama umur obligasi dan nilai pokoknya dibayar pada saat jatuh tempo. Istilah ‘vanilla’ digunakan untuk mengindikasikan bahwa obligasi tersebut memiliki ciri-ciri yang standar.

Harga obligasi dipengaruhi suku bunga umum dan kondisi keuangan penerbit. Lembaga pemeringkat, seperti Moody’s Investors Service dan Standard & Poor’s membuat peringkat sensitivitas terhadap risiko kredit pada obligasi (keadaan keuangan dari penerbit). Peringkat tersebut terkait dengan peringkat kredit dari suatu obligasi. Obligasi umumnya memiliki risiko suku bunga dan risiko spesifik.

A.6. Equity trading / Perdagangan Saham

Perdagangan saham (equity trading) adalah pembelian dan penjualan saham perusahaan pada suatu bursa di seluruh dunia. Saham merupakan bukti kepemilikan suatu perusahaan. Pemegang saham berharap menerima deviden secara berkala yang dibayar dari laba yang diperoleh perusahaan. Pemegang saham juga berharap memperoleh gain karena adanya kenaikan harga saham. Karenanya perusahaan yang berhasil akan memberikan pendapatan return bagi pemegang saham. Harga saham mencerminkan persepsi pasar terhadap nilai perusahaan saat ini dan nilai pendapatan yang diproyeksikan. Harga saham akan berfluktuasi karena penyesuaian pasar terhadap penilaian terhadap perusahaan sebagai akibat adanya informasi terbaru mengenai perusahaan. Posisi saham memiliki risiko ekuitas umum dan risiko spesifik.

A.7. Commodity trading

Perdagangan komoditas adalah pembelian dan penjualan produk fisik yang diperdagangkan di pasar sekunder, meliputi produk hasil pertanian, minyak, dan logam mulia.
Produk tersebut dibeli dan dijual dengan penyerahan fisik pada tanggal dan tempat yang disetujui.  Terdapat pasar spot dan forward untuk masing-masing produk dan setiap produk memiliki ciri yang berbeda tergantung fisik produk.

B. DERIVATIVES INSTRUMENTS

Derivatives telah berkembang cukup pesat lebih dari dua puluh tahun sebagai akibat inovasi produk bank kepada nasabahnya. Produk sering diistilahkan cash instrument, karena produk merupakan instrumen yang mendasari produk derivatives.

Ciri utama dari transaksi derivative adalah nilai prinsipal transaksi tidak saling dipertukarkan, sehingga menurunkan risiko kredit dan risiko settlement. Derivative sering disebut juga dengan ‘contracts for difference’ karena hanya menukarkan perubahan harga dari cash instrumen yang mendasarinya. Dengan menurunkan risiko kredit bank dapat memperdagangkan derivative dengan beberapa counterpart dibandingkan cash instruments. Hal ini menjadikan pasar menjadi lebih likuid dan mendorong pertumbuhan jumlah perdagangan dan tingkat risiko yang diambil.

Beberapa derivative diperdagangkan di bursa berjangka (futures exchanges) dan sebagian lainnya diperdagangkan di over-the-counter (OTC) market. OTC market adalah dimana bank memperdagangkan dengan pihak lain secara langsung tanpa melalui bursa. Terdapat beberapa jenis ‘exotic derivatives’ yang memiliki suatu kombinasi antara risiko dan profil pembayarannya.

Secara umum, vanilla products dapat diuraikan sebagai berikut :

B. 1. Future contracts

Salah satu jenis derivatives yang penting adalah futures contract. Kontrak dilakukan melalui bursa sebagai lembaga kliring untuk seluruh counterparty.

Mengingat transaksi dilakukan melalui bursa. Hal ini berarti bank tidak terekspos risiko kredit dengan sebagian besar counterparties tetapi hanya risiko kredit dengan bursa.

Suatu futures contract menyerahkan suatu posisi instrumen yang mendasarinya pada tanggal tertentu di waktu yang akan datang. Beberapa futures contracts kebanyakan berupa cash instruments dari obligasi sampai komoditas. Pada umumnya, futures contracts memiliki ciri sebagai berikut:
  1. diperdagangkan di bursa
  2. nilainya tetap per contract
  3. kepastian tanggal penyerahan
  4. kondisi penyerahan yang detail
  5. daily margin calls.
Futures contracts memiliki risiko yang sama dengan risiko yang melekat pada instrumen yang mendasarinya ditambah dengan risiko suku bunga karena penyerahan di masa yang akan datang.

B.2. Interest rate swaps

Interest rate swaps merupakan suatu transaksi derivatives yang diperdagangkan melalui over-the counter (OTC) yang membolehkan bank dan nasabah melakukan akses suku bunga jangka panjang tanpa harus terlebih dahulu menggunakan pendanaan jangka panjang.

Timbulnya risiko kredit dan risiko likuiditas merupakan sebuah hambatan besar bagi bank untuk menyediakan pendanaan jangka panjang kepada nasabahnya. Sementara itu, nasabah yang memiliki proyek jangka panjang membutuhkan dana jangka panjang dengan suku bunga tetap.

Interest rate swaps memberikan solusi dengan membolehkan kedua belah pihak untuk saling menukarkan suku bunga tanpa harus saling menukarkan nilai prinsipalnya. Interest rate swaps diperdagangkan dengan jangkwa waktu sampai dengan 30 tahun, hanya saja volume transaksinya kecil untuk jangka waktu di atas sepuluh tahun. Maksimum jangka waktu berbeda untuk masing-masing valutanya karena didasarkan kepada pasar obligasi dengan valuta tersebut, karenanya obligasi menggunakan hedge swaps.

Vanilla swaps memiliki suku bunga tetap yang dipertukarkan terhadap indeks suku bunga mengambang, seperti satu bulan, tiga bulan atau enam bulan LIBOR. Ini berarti bahwa pihak-pihak yang terlibat setuju untuk saling menukarkan dua valuta asing diantara suku bunga pada tanggal pembayaran. Suku bunga LIBOR akan mengalami perubahan selama masa kontrak swap.

Pasar antar bank utamanya memperdagangkan vanilla swaps tetapi terdapat bermacam variasi untuk beberapa pengguna sesuai dengan kewajibannya.

Bank menggunakan instrumen hedging campuran untuk mengelola risiko suku bunga yang melekat dalam suatu transaksi swap.  Interest rate swaps menimbulkan risiko suku bunga.

B.3. Currency swaps

Currency swap memiliki ciri yang sama dengan interest rate swap, kecuali arus suku bunga mencerminkan perbedaan mata uang. Produk ini menggunakan swap, misalnya US dollar interest flows for euro flows. Perbedaan kunci dari interest rate swaps dengan currency swaps adalah nilai prinsipalnya dipertukarkan dengan spot rate untuk currency swap. Currency swaps menimbulkan risiko suku bunga untuk masing-masing mata uang dan risiko nilai tukar.

B.4. Forward rate agreements

Forward rate agreements (FRAs) merupakan kontrak derivative OTC yang membolehkan bank mengambil posisi dalam forward interest rates.

FRA memberikan hak untuk memberi pinjaman/meminjam sejumlah dana dengan suku bunga tetap dalam periode tertentu di masa yang akan datang.

Tidak ada pertukaran atas prinsipalnya dan pada jatuh temponya penyelesaiannya sebesar perbedaan antara suku bunga kontrak dengan suku bunga LIBOR dalam periode kontrak.

FRA adalah suatu interest rate futures contracts dan lebih fleksibel dibandingkan dengan futures. FRA memiliki risiko suku bunga.

B.5. Option contracts

Suatu kontrak ‘Option’ yang memberikan hak kepada pembeli untuk melaksanakan kontrak pada harga yang disepakati. Artinya transaksi akan dilaksanakan apabila tingkat rate/harga memberi keuntungan bagi pembeli. Penjual memiliki risiko yang tak terbatas dan sebagai kompensasi akan menerima premi. Kontrak option memiliki risiko baru dan diatas risiko yang melekat pada instrumen yang mendasarinya. Options dapat dibuat berdasarkan instrumen ‘cash’ atau instrumen derivative lainnya dan option atas kontrak option.

Harga ‘Option’ didasarkan pada probabilitas di-exercise-nya kontrak option tersebut. Untuk menghitung nilai option harus mengukut tingkat volatilitasnya. Volatilitas harga adalah suatu ‘harga pasar’ yang mencerminkan ekspektasi pasar dari seberapa besarnya harga akan bergerak selama umur kontrak option.  Volatilitas yang digunakan untuk menetapkan harga option adalah harga yang ditetapkan oleh pasar dan risiko yang melekat.

Options memiliki risiko sama dengan risiko yang melekat dalam instrumen yang mendasarinya pada saat option di-exercise.  Option memiliki risiko volatilitas dan risiko suku bunga mengingat penyerahan instrumen yang mendasarinya dilakukan pada masa yang akan datang.

Mari Berteman ^^
David Iskandar | Create Your Badge

Share:

IDENTIFIKASI RISIKO PASAR


Sebelum melakukan pengelolaan dan pengendalian risiko bank, unit yang bertanggung jawab terhadap proses tersebut harus mengenali terlebih dahulu karakteristik transaksi yang memiliki atau mengandung risiko pasar, al : Aktivitas Pasar Uang, Aktivitas Pasar Modal dan Aktivitas Pasar Valuta Asing.
Transaksi Pasar Uang (Money Market)

Yaitu pasar transaksi dana dan surat berharga jangka pendek (< 1 tahun). Transaksi pasar uang ini bertujuan untuk pengelolaan likuiditas, atau memanfaatkan dana untuk maksimasi keuntungan (trading). Aktivitas pasar uang yang dilakukan saat ini meliputi: penempatan (placement), peminjaman (borrowing), SBI.

Transaksi Pasar Valuta Asing (Foreign Exchange)

Yaitu pasar dimana dilakukan jual-beli suatu mata uang dengan mata uang lainnya yang mengakibatkan beralihnya hak milik atas mata uang yang diperjualbelikan tersebut.

Transaksi Pasar Modal (Capital Market).

Yaitu tempat baik konkrit maupun abstrak yang mempertemukan pihak yang memerlukan dana dengan pihak yang memiliki dana melalui jual-beli surat berharga jangka panjang (lebih dari 1 tahun) baik berupa surat bukti kepemilikan (saham), surat bukti hutang maupun Unit Penyertaan Kontrak Investasi Kolektif (KIK) Reksa Dana.

Setiap jenis risiko yang melekat pada setiap transaksi yang mengandung risiko pasar harus dapat diidentifikasikan sebagai dasar untuk memastikan bahwa pengukuran risiko pasar dapat dilakukan secara akurat. Setiap jenis transaksi harus dianalisis dan dicermati, karena satu transaksi bisa memiliki lebih dari satu jenis risiko yang akan mempengaruhi besarnya risiko yang dihadapi.
Jenis risiko pasar berdasarkan transaksi adalah :
  • Money Market :    Interest rate risk
  • Foreign Exchange Market :   Foreign exchange risk
  • Fixed Income :   Price Risk.

Mari Berteman ^^
David Iskandar | Create Your Badge
Share:

PERHITUNGAN ALOKASI MODAL RISIKO PASAR


Untuk melindungi bank dari kemungkinan terjadinya kerugian, maka bank harus mengalokasi modal untuk meng-cover risiko pasar. Alokasi modal risiko pasar ini disebut juga dengan istilah Market Risk Capital Charge (MRCC). Besarnya modal untuk risiko pasar merupakan salah satu pembagi dalam menentukan besarnya Capital Adequacy Ratio (CAR) yaitu :

 

MRCC dapat diketahui sesuai dengan jenis metode pengukuran yang digunakan. Apabila bank menggunakan Standard Approach, maka MRCC adalah penjumlahan dari besarnya capital charge yang didapat dari perhitungan General Market Risk dan Specific Risk.
Sebaliknya apabila bank menggunakan Internal Model, maka MRCC ditentukan dari besarnya Capital at Risk (CaR) yang diperoleh dari nilai Value at Risk (VaR).  Basel Accord menetapkan apabila bank menggunakan Internal Model, standard yang harus dipenuhi sebelum menetapkan besarnya MRCC harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
  • Frekuensi Pengukuran : VaR harus dihitung setiap hari
  • Tingkat keyakinan : Tingkat keyakinan 99% untuk "one tailed"
  • Time horizon : Assumsi untuk 10 hari holding period
  • Jumlah data : Minimum data observasi sebanyak 1 tahun data (250 hari)
  • Kebutuhan Modal : Bank harus menyediakan modal untuk risiko pasar setiap hari yang ditetapkan dari (i) VaR hari sebelumnya atau (ii) rata-rata dari 60 hari terakhir dan dikalikan dengan suatu angka faktor (multiplication factor).
  • VaR multiplication Factor : Angka multiplication factor berkisar antara 3 - 4 tergantung keakuratan model perhitungan yang digunakan. Untuk awal angka multiplication factor minimum 3.
 Dengan merujuk ketentuan tersebut diatas, maka besarnya CaR apabila menggunakan Internal Model adalah  :
 

Mari Berteman ^^
David Iskandar | Create Your Badge

Share:

DEFINISI RISIKO PASAR


Risiko pasar didefinisikan sebagai risiko kerugian pada posisi neraca dan rekening administratif yang diakibatkan oleh perubahan / pergerakan variabel pasar al. tingkat suku bunga, kurs valuta asing, saham dan komoditi.
Exposure kerugian akibat risiko harga pasar dapat disebabkan oleh:
  • Risiko pasar dari trading book yang timbul akibat bank aktif dalam kegiatan trading transaksi keuangan seperti obligasi yang nilainya dipengaruhi oleh perubahan harga pasar seperti suku bunga.
  • Risiko Suku bunga dari banking book dimana bank mempunyai terekspos risiko fluktuasi suku bunga akibat struktur bisnis bank dalam aktivitas seperti deposito dan pinjaman yang diberikan

Trading book

Traded market risk (risiko pasar dari trading book) adalah risiko dari suatu kerugian nilai investasi akibat aktivitas trading (melakukan pembelian dan penjualan instrumen keuangan secara terus menerus) di pasar dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan.

Traded market risk muncul sebagai akibat dari tindakan bank yang secara sengaja  membuat suatu posisi yang berisiko dengan harapan untuk mendapatkan keuntungan dari posisi risiko yang telah diambilnya. (high risk high return)

Risiko suku bunga Banking Book

Berbeda dengan Traded market risk,  risiko pada banking book merupakan konsekwensi alamiah akibat sifat bisnis bank yang dilakukan dengan nasabahnya. Umumnya, bank mempunyai struktur dana yang sifatnya jangka pendek / short funding karena kredit yang diberikan umumnya berjangka waktu lebih lama dari simpanan dana nasabah.

Untuk menghindari hal-hal di luar yang diprediksi, diperlukan penetapan tingkat bunga yang matched antara suku bunga pinjaman dan suku bunga simpanan (proses ini disebut sebagai hedging), untuk melindungi nilai dari simpanan dan pinjaman.

Terdapat beberapa cara bank dapat melakukan hedging, al. merubah suku bunga pinjaman berdasarkan tingkat diskonto bank sentral atau menetapkan suku bunga simpanan yang selaras dengan suku bunga pinjaman (selama periode pinjaman).

Amendment Risiko Pasar
Sebagai respon atas kritik kurang sensitifnya Basel I terhadap risiko, bulan Januari 1996  Komite Basel mempublikasikan  “Amendment to the Capital Accord to incorporate Market Risks” bulan Januari 1996 yang dikenal dengan sebutan the Market Risk Amendment.

The Market Risk Amendment merupakan finasilisasi dari proses yang telah dimulai sejak the Committee mengeluarkan publikasi “The Supervisory Treatment of Market Risks”.

Penggunaan model internal yang telah dilakukan oleh beberapa bank internasional mendorong Basel Committee pada tahun 1994 untuk menerima penggunaan model internal, yang disebut metode Value at Risk (VaR). Metode VaR mengukur perkiraan besarnya kerugian maksimum dari portofolio bank akibat risiko pasar dalam waktu tertentu (holding period / VAR Horizon) dan dengan tingkat kepercayaan tertentu (confidence level).

Dengan VAR, laporan risiko bank mungkin akan disajikan sbb : “Portofolio trading mempunyai DVaR sebesar USD 15m dengan tingkat keyakinan sebesar 95 %”.
Confidence level merepresentasikan tingkat kemungkinan terjadinya kerugian di atas nilai 95% DVaR adalah 5%. Dengan ungkapan yang sederhana DVaR (Daily VAR) adalah “Dalam periode satu hari kerja terdapat kemungkinan sebesar 5 % kerugian dari portofolio melebihi USD 15m.

Namun demikian, nilai VaR tidaklah memberikan estimasi seberapa besar kerugian aktual yang dapat terjadi di atas nilai VaR tersebut, yang dalam contoh di atas tidak terdapat indikasi seberapa besar kerugian melebihi USD 15m dapat terjadi. Walaupun probabilitas ini kelihatannya kecil, bila asumsikan bahwa hari kerja dalam satu tahun adalah 240 hari, dapat diartikan bahwa dalam satu tahun diperkirakan ada 12 hari (240 x 5%) dimana kerugian portofolio dapat melebihi USD 15m.

Market Risk Amendment, yang memperkenankan penggunaan Value at Risk (VAR) model, merupakan regulasi pertama yang berbasis risiko.

Sifat Dasar Risiko Pasar (The Nature of Market Risk)

Risiko pasar terdiri dari: 

Risiko khusus (specific risk) adalah risiko yang timbul dari pergerakan harga suatu surat berharga karena faktor keamanan atau faktor penerbitnya. Sebagai contoh penurunan harga obligasi karena ‘credit rating’ dari penerbit obligasi mengalami penurunan. Informasi ini akan secara khusus berpengaruh terhadap penerbit obligasi dan bukan mempengaruhi harga obligasi secara umum.

Risiko pasar umum (general market risk) adalah risiko yang timbul dari pergerakan harga-harga instrumen keuangan secara umum di pasar. Contohnya, kebijakan penurunan suku bunga oleh pemerintah menyebabkan penurunan suku bunga di pasar sehingga mempengaruhi harga dari seluruh instrumen keuangan yang terkait dengan pergerakan suku bunga.  Risiko Pasar Umum (General market risk) dikelompokkan menjadi 4 jenis, yaitu : Risiko suku bunga, Risiko posisi ekuit, Risiko nilai tukar dan Risiko
komoditas.


Mari Berteman ^^
David Iskandar | Create Your Badge
Share:

My Linkedin

Anda Pengunjung Ke

Popular Posts

Search This Blog