Standing on the shoulders of giants

Oct 30, 2012

HIDUP HARUS MAU BERBAGI



Ketika kita ingin menaiki sebuah tangga, jangan langsung melihat ke ujung atasnya. Kita akan terasa berat untuk mencapai atasnya. Pijak saja satu demi satu anak tangga hingga ke puncak tangga, lebih terasa ringan menjalaninya.

Begitu pun dalam berbisnis. Tantangan pasti selalu ada, tapi jangan takut menghadapinya. Jalani saja pasti kita bisa melewatinya. Ketakutan akan rintangan di depan hanya membuat kita tidak berani melangkah.


Angan-angan besar itu penting, tapi jangan lupa menjalaninya mulai dari yang kecil. Think big, act small, do now. Tekuni apa yang menjadi keahlian kita.

Bagi saya berbisnis di bidang yang saya kuasai dan dengan orang-orang ahli di bidangnya adalah sebuah prinsip. Tak perlu tergiur menjalani bisnis yang kita sendiri tidak memahami.

Perjuangan dan ketekunan itulah yang membuat saya  berani mendirikan perusahaan pembiayaan: Bess Finance. Ini memang bidang saya. Orang-orang di sekitar saya juga berkeahlian di multifinance.

Apa yang saya yakini terbukti benar. Kini Bess tumbuh sehat. Tahun lalu, kami menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 425 miliar. Tahun ini, target pembiayaan kami sekitar Rp 1 triliun.

Salah satu kunci utama di bisnis ini adalah sumber daya manusia (SDM). Sebab, bisnis multifinance sangat khas. Ini human business, collection business. Kita harus teliti mengoleksi pembayaran konsumen dan disiplin dalam penagihan.

Apalagi nasabah kami kebanyakan kelas menengah ke bawah. Kalau SDM kita telat sedikit menagih, alokasi para nasabah kita sudah pindah.

Di bisnis multifinance, human management harus ditata rapi. Kita memang harus mau berinvestasi di SDM, mendidik mereka dan menyiapkannya menjadi pemimpin. Seorang leader yang hebat adalah yang bisa menciptakan leader-leader baru.

Saya, misalnya, memberikan porsi perhatian besar terhadap peningkatan SDM Bess. Bess memiliki 4.000 orang karyawan. Setiap tahun, kami akan melatih sendiri 1.000 orang untuk menjadi karyawan andal di Bess.

Kalau dihitung-hitung, biaya pendidikan satu orang itu sekitar Rp 10 juta. Kalau setiap tahun 1.000 orang, berarti saya membuang Rp 10 miliar. Kalau dipikir-pikir, mending saya kantongi saja sendiri, hitung-hitung sebagai bonus saya.

Namun, dalam hidup kita harus mau berbagi, karena hidup pada intinya harus berguna, bermanfaat, berarti, bermakna dan berbagi. Tidak ada untungnya kesuksesan itu kita nikmati sendiri. Kalau saya bisa membikin seseorang sukses, dia juga akan membikin saya sukses.

Nah, dalam konteks berbagi, bisa tidak seorang pemilik perusahaan membagi sebagian sahamnya ke bawahan? Memang tidak gampang tapi inilah konsep ownership ke depan. Saya misalnya, mengajak partnership anak buah saya supaya ada rasa memiliki. Mengapa? Karena dia akan selalu menjaga perusahaan saat saya tidak sempat lagi.  Dia  juga owner atas perusahaan itu, dan owner tidak pernah pensiun.

Bisnis harus bertumbuh. Kalau tidak, kita akan tergilas zaman. Untuk mencapai pertumbuhan itu, kita harus memiliki energy management. Kita harus mendekatkan diri pada orang-orang yang mempunyai energi positif, sehingga bisa mengisi energi kita.

Kita harus bisa menyerap energi positif dari mereka, sehingga bisa membangun hal-hal positif. Kita membutuhkan mentor, teman konsultasi dan brainstorming. Salah satu cara yang baik adalah rajin membaca buku.

Benny Wennas
CEO Barly Group
http://executive.kontan.co.id/v2/kopi_pagi/read/101/Benny-Wennas-

Mari Berteman ^^
David Iskandar | Create Your Badge
Share:

My Linkedin

Anda Pengunjung Ke

Popular Posts

Search This Blog